Fanani, Ahmad (2008) مفاهيم زكاة المستغلات في الاقتصاد الإسلامي (دراسة مكتبية). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Ahmad Fanani - HES - 2008) Ahmad Fanani - HES - 2008.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (5MB)

Abstract

Islam sebagai agama yang sempurna dan ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia telah mewajibkan zakat kepada umatnya yang memenuhi syarat untuk disalurkan kepada delapan golongan yang telah ditentukan dalam Al-Quran. Zakat merupakan salah satu penyeimbang perekonomian dan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab masyarakat terhadap individu di dalamnya. Zakat telah terbukti sebagai salah satu instrument dalam ekonomi Islam yang telah berhasil membentuk keseimbangan dan kesejahteraan ekonomi dalam beberapa abad kejayaan Islam. Seiring dengan perubahan zaman dan bertambahnya kebutuhan manusia menyebabkan banyak perubahan dalam pengelolaan zakat dari apa yang telah dipraktekan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Kurangnya kesadaran umat Islam mengenai kewajiban zakat bagi mereka yang telah memenuhi syarat, dan hilangnya otoritas negara dalam memungut zakat serta tidak adanya pengeloaan zakat yang profesional menyebabkan zakat kurang potensial dalam menyelesaikan berbagai permasalahan ekonomi. Aset perusahaan adalah aset dari harta yang tidak dipersiapkan untuk diperdagangkan, akan tetapi pemilik dapat mengambil manfaat darinya untuk menghasilkan produk-produk yang diperjualbelikan, seperti halnya; pabrik-pabrik, beberapa alat transportasi, dan alat-alat primer yang mendukung hasil produk pabrik tersebut. Hal tersebut menarik penulis untuk membahas lebih lanjut tentang zakat aset perusahaan di ekonomi Islam. Dengan harapan penulis dapat mengetahui konsep dari zakat aset perusahaan di ekonomi Islam khususnya bentuk dan mekanismenya. Penelitian ini merupakan kajian pustaka dengan pendekatan normatif (normative approach). Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, langkah awal yang dilakukan penulis mengumpulkan sumber-sumber primer dan sekunder tentang zakat. Dalam pengumpulan data tersebut penulis menggunakan metode observasi (observasion method) dan metode dokumenter (written record). Setelah data terkumpul penulis menganalisa dengan menggunakan metode induktif (inductive method) untuk menemukan konsep zakat aset perusahaan di ekonomi Islam, selanjutnya dibantu metode deduktif (deductive method) untuk menarik suatu kesimpulan. Untuk menjadikan analisa lebih mendalam penulis menggunakan (content analysis method) analisis ini tentang bentuk dan tata cara menghitung zakat aset perusahaan dalam perspektif ekonomi Islam. Maka hasil penelitian yang dapat diambil oleh penulis adalah: Pertama, zakat aset perusahaan adalah zakat yang diambil dari harta yang tidak menghasilkan untung atau ruginya sebelum harta itu disewakan untuk mendapat hasil darinya ataupun juga harta tidak dipersiapkan untuk diperdagangkan akan tetapi aset tersebut sebagai pendukung untuk menghasilkan suatu produk. Kedua, waktu serta miqdar pembayaran zakat ini diibaratkan pada beberapa zakat perniagaan dengan rincian setahun bahkan dua tahun bersama itu dikeluarkan 2,5% atau 10% bahkan setengahnya. Akhirnya, penulis sadar bahwa pembahasan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan membutuhkan kajian lebih mendalam, baik studi kasus maupun literer. Besar harapan semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti khususnya, para pembaca pada umumnya dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan zakat, serta berguna bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan pembahasan ini. Penulis hanya meminta kepada Allah untuk senantiasa memberikan jalan yang lurus dan meluruskan langkah kita dalam menerapkan syariat-Nya, Amin.

View more statistics

View Item