Hadi, Nur (2006) حج الصبي عند الإمام أبي حنيفة والإمام الشافعي (دراسة مقارنة). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
FILE TEXT (Nur Hadi-PM=2006)
Nur Hadi - PM - 2006.pdf - Submitted Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib hukumnya bagi seorang muslim sekali seumur hidup, baik laki-laki maupun perempuan. Sebagian orang mempunyai kesempatan untuk melaksanakan haji ketika dia masih kecil (belum baligh). Sebagian ulama berpendapat bahwa haji yang demikian sudah menggugurkan kewajibanya untuk beribadah haji ketika nanti ia dewasa, sedangkan ulama yang lain berpendapat sebaliknya, diantara para ulama yang berselisih faham dalam masalah ini adalah Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i. Keduanya merupakan ulama besar dalam bidang fiqh. Pendapat-pendapat mereka menjadi landasan hukum bagi sebagian besar kaum muslimin dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada dimasyarakat. Penelitian ini adalah penelitian literatur. Penulis menggunakan metode analisis deskriptif komperatif dalam membahas permasalahan tersebut. Dalam pengumpulan data-data, penulis menggunakan metode literature dan documenter. Untuk mengetahui sejarah hidup Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i serta pola pikir keduanya dalam permasalahan haji anak kecil, penulis menggunakan metode historic. Dari data-data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan metode deduktif untuk mengambil kesimpulan tentang pemikiran mereka mengenai haji anak kecil, kemudian metode induktif untuk mengetahui pengertian haji, syarat- syarat haji, serta permasahan sekitar haji anak kecil, dan metode komparatif untuk membandingkan pendapat kedua imam sehingga tampak jelas persamaan dan perbedaan keduanya. Maka dengan ketiga metode tersebut dapat disimpulkan bahwa, keduanya sepakat bahwa islam, baligh, berakal dan mampu adalah merupakan syarat syah dari wajib haji. Tetapi kedua imam berselisih pendapat dalam hukum dan syarat wajib haji bagi anak kecil. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa anak kecil yang melaksanakan haji, kemudian dia baligh ketika haji, dihukumi dengan ibadah sunah, sedangkan Imam Syafi'i berpendapat bahwa anak kecil yang haji, kemudian dia baligh, maka dihukumi dengan haji wajib, dengan syarat mendapatakan izin dari wali atau dihajikan oleh walinya, sehingga dia tidak berkewajiban melaksanakan haji lagi. Demikianlah kesimpulan yang dicapai oleh pembahas, tetapi itu semua masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka diharapkan kepada pembaca dan peneliti selanjutnya untuk dapat menyempurnakan meneliti yang lebih mendalam. Dan hanya dari Allah-lah inayah serta taufiq, Amin.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Syariah UNIDA Gontor > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | Thoba Qolby |
Date Deposited: | 31 Oct 2024 02:17 |
Last Modified: | 31 Oct 2024 02:17 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/3917 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |