Saputra, Rendytyas Yuli (2015) WAQF MANAGEMENT SYSTEM OF AGRICULTURAL LAND AT DARUSSALAM GONTOR ISLAMIC BOARDING SCHOOL (Case Study in YPPWPM at Ponorogo and Mantingan-Ngawi 2014-2015). S1 Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR.

FILE TEXT (Rendytyas Yuli Saputra - HES - 2015) Rendytyas Yuli Saputra - HES - 2015.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (88MB)

Abstract

Lembaga tertinggi dalam organisasi PMDG adalah Badan Wakaf. Untuk memperluas dan memelihara harta wakaf, maka Badan Wakaf mendirikan sebuah badan hukum yang disebut Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok Modern (YPPWPM). Yayasan ini berasaskan hukum Islam dengan tujuan untuk memelihara, menyempurnakan dan menambahkan properti wakaf, serta harus dikelola sebagai lembaga pendidikan untuk kemaslahatan umat Islam sebagai pusat pengetahuan yang bersumber dari bahasa Arab atau bahasa formal al-Qur'an dan pusat pengetahuan umum dengan semangat yang Islami. YPPWPM berusaha untuk mengelola tanah wakaf Gontor sendiri untuk mendapatkan hasil yang maksimal, akan tetapi terhambat oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1960, "pemilik tanah yang memiliki tanah lebih dari 3 hektar tidak boleh mengelola sendiri, dan hasilnya harus dibagi dengan pihak lain (petani) " itu sebabnya Gontor tidak mengelola lahan pertanian sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Sistem manajemen wakaf lahan pertanian di Pondok Modern Gontor di Ponorogo dan di Mantingan, dan untuk mengetahui manakah yang lebih baik perhitungan pengembalian aset wakaf lahan pertanian di Ponorogo atau Mantingan. Metodologi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, untuk mengamati sistem manajemen wakaf lahan pertanian di PMDG peneliti menggunakan teori observasi dan teori wawancara, yaitu analisis yang menggambarkan realitas fenomena, metode ini digunakan untuk menganalisis data kualitatif, dan didukung oleh data dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengelolaan lahan pertanian yang diterapkan oleh YPPWPM adalah: Sistem bagi hasil di Mantingan, dan sistem sewa di Ponorogo. Menurut pengamatan dari besarnya perhitungan pengembalian aset maka dapat disimpulkan bahwa, ROA di Mantingan adalah 1,8% dan di Ponorogo adalah 0,34% sehingga wakaf lahan pertanian di Mantingan memiliki ROA yang lebih besar 1,46% dari pada di Ponorogo. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian sederhana ini, dan berharap skripsi ini bermanfaat bagi semuanya. Dan untuk peneliti selanjutnya penulis berharap agar dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang penelitian ini, serta mengembangkannya.

View more statistics

View Item