Makkarateng, Ma'adul Yaqien (2013) التعزير بالمال عند شيخ الإسلام ابن تيمية (دراسة مكتبة). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
FILE TEXT (Ma'adul Yaqien Makkarateng - PM - 2013)
Ma'adul Yaqien Makkarateng - PM - 2013.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (8MB) |
Abstract
Ta'zir adalah ketentuan hukuman berbentuk pengajaran yang tidak dijelaskan secara tegas oleh nas, tetapi perlu dijatuhkan terhadap pelaku. Menurut ulama fiqih, yang berhak untuk menentukan hukuman ta'zir ini adalah pemerintah. Hukuman ini dijatuhkan berdasarkan pertimbangan ketertiban dan kemaslahatan masyarakat. Adapun salah satu dari bentuk ta'zir adalah at-ta'zir bil-maal. Menurut pendapat yang rajih menurut para imam, tidak boleh menghukum ta'zir dalam bentuk pengambilan harta. Akan tetapi Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnu Qayyim menetapkan bahwa hukuman ta'zir dalam bentuk sanksi materiil dapat diberlakukan sebagaimana yang ditunjukkan oleh sunnah Rasulullah SAW dan para sahabat. Hal inilah yang menarik minat penulis untuk melakukan penelitian tentang pandangan Ibnu Taimiyah terhadap sanksi materiil. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan sanksi materiil dalam pandangan fiqih, dan untuk mengetahui pandangan Ibnu Taimiyah terhadap sanksi materiil. Penelitian ini merupakan penelitian literatur dengan metodologi pendekatan historis normatif. Untuk mendapatkan data-data baik primer maupun sekunder, maka peneliti menggunakan metode dokumentasi kemudian menganalisis data-data tersebut dengan menggunakan metode berfikir induktif dilanjutkan dengan metode deduktif. Agar pembahasan lebih terarah maka penulis menggunakan metodologi deskriptif analisis untuk menganalisa substansi dari data-data yang sudah dikumpulkan. Adapun hasil dari penelitian ini, Ibnu Taimiyah berpendapat bahwasanya sanksi dengan harta atau at-ta'zir bil-maal diperbolehkan dalam islam sebagaimana halnya pendapat dari madzhab Malik, Syafi'i dan Ahmad yang memperbolehkannya dalam suatu permasalahan tertentu. Ibnu Taimiyah juga membagi sanksi tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu; dengan itlaaf (pemusnahan), tamliik (mengambil alih kepemilikan), dan taghyiir (pengubahan). Dan setiap dari jenis sanksi tersebut telah terjadi pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabat. Adapun yang beranggapan bahwasanya sanksi dengan harta telah dihapus dan tidak berlaku, maka anggapan tersebut dianggap salah, karena tidak berlandaskan dalil-dalil yang jelas. Demikian beberapa hasil yang dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini. Tetapi tidak menutup kemungkinan dalam penelitian masih banyaknya kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Peneliti berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti yang ingin mengembangkannya, dan bagi semuanya. Amien.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Syariah UNIDA Gontor > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | Nur Insani |
Date Deposited: | 03 Nov 2024 03:19 |
Last Modified: | 03 Nov 2024 03:19 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/4199 |
Statistics Downloads of this Document
View Item |