Hasan, Masykur (2003) إدارة مال اليتيم عند مجموعة الأحكام الإسلامية (KHI) وآراء الإمام الشافعي (دراسة مقارنة ). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Masykur Hasan - PM - 2003) Masykur Hasan - PM - 2003.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (9MB)

Abstract

Salah satu yang menunjang kebahagiaan hidup manusia adalah harta, meskipun harta bukan satu-satunya kunci kebahagiaan. Dalam mencari harta kekayaan telah banyak cara yang dilakukan manusia, ada yang halal dan ada pula yang haram. Jalan haram ternyata banyak digemari bagi mereka yang mengambil jalur pintas atau yang merasa kesulitan dalan mencarinya, padahal hanya dengan jalan yang halallah apa yang diperbuat akan mendapat ridloNya. Diantaranya adalah harta warisan, apabila mendapatkannya dengan cara yang halal maka insyaAlloh akan membawa kebahagiaan begitu pula sebaliknya. Suatu fenomena yang menggejala di masyarakat yaitu jika ada anak yatim yang mempunyai harta warisan banyak, maka manusia saling berebut untuk mengasuhnya, sebaliknya jika si yatim itu miskin maka sulit mencarikan wali yang mau mengasuhnya. Dalam hal ini Kompilasi Hukum Islam telah mengatur tentang pengelolaan harta anak yatim. KHI merupakan sebuah kumpulan dari berbagai pendirian dan pendapat hukum yang berkembang dalam dunia pemikiran yang terseleksi. Tujuan penulisan ini adalah ingin mencari sisi kesamaan dan perbedaan antara apa yang disepakati ulama' di dalam KHI dengan Pendapatnya Imam Syafi'i khususnya dalam hal tersebut. Penulis dalam bahasan literer ini menjelaskan tentang pengertian, tujuan, syarat, menjadi wali/Pengelola harta anak yatim. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan tentang yatim, hartanya dan pengelola, selanjutnya dalam menganalisa data penulis menggunakan metode deduktif yaitu untuk menganalisa dari berbagai ketentuan yang terdapat dalam Al- Qur'an dan Al-Hadits serta pasal-pasal yang ada dalam KHI, kemudian dijadikan tolak ukur untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai anak yatim dan hartanya antara KHI dan pendapatnya Imam Syafi'i. Dan agar study ini obyektif, maka penulis memakai metode komparatif untuk membandingkan apa yang tertera dalam KHI dengan pendapatnya Imam Syafi'i tentang hal tersebut, dengan metode Induktif mengantarkan penulis pada kesimpulan akhir pembahasan ini. Dari pembahasan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa banyak kecocokan KHI dengan pendapatnya Imam Syafi'i dalam hal: 1. Pengelola anak yatim dan Jenis pengelolaannya, 2. Kewajiban pengelola terhadap anak yatim dan hartanya, 3. Waktu penyerahan harta kepada si yatim, akan tetapi terjadi pula sedikit perbedaan dalam persaksian ketika pelaksanaan penyerahan harta itu berlangsung. Tentu bahasan penulis tidak luput dari kekurangan maka harapan penulis kepada pembahas selanjutnya lebih bisa melengkapinya. Hanya kepada Allohlah penulis memohon karunia dan kemuliaanNya.

View more statistics

View Item