Rizqiyah, Meliana (2013) الوقف النقدي عند الإمام أبي حنيفة والإمام الشافعي (دراسة مقارنة). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (Meliana Rizqiyah - PM - 2013) Meliana Rizqiyah - PM - 2013.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (7MB)

Abstract

Pada dasarnya wakaf uang termasuk permasalahan penting untuk dikaji baik di masa lampau atau sekarang. Hal ini dikarenakan wakaf uang memainkan peran penting ketika diinvestasikan, dibutuhkan kewaspadaan yang tinggi dalam penyimpanannya, banyak kegunaannya, dan mudah dalam menyalurkannya. Denganya terjalin arti penting saling membantu dalam kebaikan dengan sebaik-baiknya. Dengan wakaf uang pula ada kemudahan yang tidak memberi pengaruh kepada wakifnya. Dari wakaf ini juga bisa diambil dengan jumlah yang sedikit untuk kemakmuran Negara, dan pada akhirnya baiklah keadaan manusia di berbagai Negara. Permasalahan wakaf uang ini termasuk dalam perkara khilafiah yang menimbulkan berbagai macam pendapat. Para ulama berbeda pendapat dalam hukum wakaf uang, karena syarat dari harta yang diwakafkan haruslah ada wujud bendanya yang memberi manfaat besar terhadap kepentingan masyarakat. Sementara uang akan habis ketika diinvestasikan dan tidak bertahan lama, serta tidak membawa maslahat yang berkelanjutan bagi kepentingan manusia. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang wakaf uang menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i. Kemudian membandingkan antara keduanya dengan mengetahui persamaan dan perbedaannya. Jenis penelitian ini adalah penelitian literatur atau kajian pustaka. Yaitu dengan mengkaji sumber-sumber pustaka untuk mendapatkan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Dalam membahas permasalahan tersebut dan untuk mencapai tujuan yang dimaksud, digunakan metode pengumpulan data-data yaitu metode literatur dan dokumenter, untuk mengetahui sejarah hidup Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i serta pola pikir keduanya mengenai wakaf uang, kemudian metode deduktif untuk mengetahui pengertiannya dan berbagai permasalah dalam wakaf uang, dan metode komparatif untuk membandingkan pendapat kedua imam sehingga tampak jelas persamaan dan perbedaan keduanya dalam wakaf uang. Dalam pembahasan ini penulis mendapatkan persamaan dan perbedaan tentang wakaf uang menurut imam abu hanifah dan imam syafi'i. Diantara persamaan kedua imam tersebut adalah definisi tentang wakaf uang. Dan berbeda pendapat dalam hukum wakaf uang Imam Syafi'i berpendapat bahwa wakaf uang tidak diperbolehkan karena tidak mungkin menggunakannya terus- menerus dalam bentuk aslinya, sedangkan salah satu syarat wakaf adalah harus bersifat terus- menerus atau abadi. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa hukum wakaf uang diperbolehkan, untuk tujuan pinjam-meminjam dan perdagangan, dan labanya diberikan kepada pihak yang menerima wakaf. Mereka berbeda pendapat pula dalam syarat pihak yang diberi wakaf, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa zat benda wakaf boleh habis, sedangkan menurut Imam Syafi'i zat benda tidak boleh habis, baik dengan dijual maupun diberikan kepada orang lain dan berbeda pendapat dalam kepemilikan benda wakaf, menurut Imam Abu Hanifah tetap tidak tergantung kepada meninggalnya pihak yang diberi wakaf, sedangkan Imam Syafi'i berpendapat bahwa kepemilikan benda wakaf dapat berpindah dengan adanya ijab dan qobul. Mereka berbeda pendapat pula dalam akad wakaf, menurut Imam Abu Hanifah hanya menggunakan ijab, sedangkan Imam Syafi'i harus ada ijab dan qobul. Studi ini hanya mengungkap sedikit titik persamaan dan perbedaan tentang wakaf uang menurut Imam Syafi'i dan Imam Abu Hanifah. Dan peneliti mengakui keterbatasan kajian ini, dan berharap akan adanya kajian yang lebih lanjut yang akan menyempurnakan kajian mengenai wakaf uang menurut Imam Syafi'i dan Imam Abu Hanifah secara mendetail dan lebih luas.

View more statistics

View Item