Thesis
Published
Establishing Penta Helix Model In The Deelopment Of Halal Industry In Indonesia: Analytic Network Process (ANP) Approach
Abstract
Pertumbuhan populasi Muslim di seluruh dunia dan meningkatnya kesadaran
akan pentingnya mengkonsumsi produk halal, mendorong pasar yang terus berkembang
dimana permintaan produk industri halal dari waktu ke waktu telah berkembang di
luar makanan dan minuman hingga mencakup sektor lain seperti kosmetik, farmasi,
pariwisata, dan keuangan. Negara-negara dengan populasi Muslim yang besar seperti
Malaysia, Turki, dan Uni Emirat Arab, memainkan peran utama dalam pertumbuhan
industri ini, dan tentunya industri halal di Indonesia memiliki potensi untuk menjadi
pendorong yang signifikan bagi perekonomian global. Dalam menyikapi peluang
tersebut, kolaborasi dan sinergi antara aktor dalam pentahelix seperti pemerintah,
lembaga sertifikasi, industri, akademisi, dan masyarakat memegang peranan penting
dalam mengembangkan industri halal. Permasalahannya adalah dilihat dari kinerja para
pemangku kepentingan dalam industri halal yang masih bersifat parsial, cenderung
berjalan sendiri-sendiri sehingga menyebabkan ketidakcocokan dalam pengambilan
kebijakan dan kurangnya transparansi. Sehingga penelitian ini mencoba menjawab
pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
mengkaji peran model pentahelix dalam mengembangkan industri halal di Indonesia
dengan menggunakan analisis ANP.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-kuantitatif dengan pendekatan
Analytical Network Process (ANP) yang diolah dengan software Super Decisions version
2.0.8 untuk mengetahui kecenderungan para responden terhadap suatu masalah.
Proses memperoleh data atau informasi dalam metode ini dilakukan dengan 3
tahapan, yaitu; 1) Membuat Kerangka Model ANP; 2) Kuantifikasi Model; 3) Analisis
Hasil. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview dan focus
group discussion dengan kelompok responden yang terbagi dari kelompok pakar,
praktisi, serta regulator dalam bidang industri halal dan stakeholder penta helix,
sehingga kuesioner diisi oleh 10 responden yang memiliki kapabilitas dan kompetensi
tinggi baik dari segi teori maupun praktik di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator paling prioritas dalam penta helix
yang memiliki dampak signifikan terhadap industri halal, berdasarkan kesepakatan
responden, yaitu: Pelaku usaha (29%), dikarenakan memegang peran utama sebagai
produsen dan penyedia produk halal, serta memiliki tanggung jawab besar untuk
memenuhi standar kehalalan. Adapun prioritas sub-elemen indikator aspek penta
helix menurut kesepakatan responden yaitu: Bantuan pemerintah dan Pengetahuan
- Pemahaman tentang halal (38%), hal ini dikarenakan bantuan pemerintah menjadi
prioritas karena peran regulasi yang penting dalam memastikan kepatuhan terhadap
standar kehalalan. Sedangkan pengetahuan dan pemahaman tentang halal mendapat
perhatian tinggi karena itu menjadi dasar pemahaman yang mendalam tentang nilainilai kehalalan dan standar yang harus dipenuhi dalam pengembangan produk halal.
Dari aspek strategi alternatif yang berperan besar dalam pengembangan industri halal adalah kualitas SDM dan kualitas produk (33%), dikarenakan dalam kualitas
SDM mencakup keahlian, integritas, dan kesadaran akan prinsip kehalalan, yang
diperlukan dalam seluruh rantai produksi. Sementara itu, kualitas produk yang tinggi
memberikan keyakinan dan kepuasan kepada konsumen, memperkuat reputasi
industri halal, dan membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan daya
saing jangka panjang di pasar yang semakin sadar akan kehalalan. Adapun indikator
sub-elemen aspek strategi alternatif, yang memiliki prioritas yaitu: Meningkatkan
efesiensi keuangan (52%), karena efisiensi ini memastikan pengelolaan dana yang
tepat, penekanan biaya, dan transparansi keuangan.
Rekomendasi dalam penelitian agar meningkatkannya sinergi dengan
membentuk forum komunikasi dan kolaborasi yang teratur. Forum ini dapat menjadi
wadah untuk mendiskusikan isu-isu krusial, mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan bersama, serta mengatasi tantangan industri. Selain itu, adanya komunikasi
yang terbuka dan dialog yang inklusif dapat membentuk konsensus terkait regulasi,
standar, dan pendekatan yang komprehensif guna memajukan industri halal secara
berkelanjutan.
Publication Details
InstitutionUNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
DepartmentManajemen
Item ID4526
Deposited14 Nov 2024 03:41