Zahratana, Alhini (2019) INTERFAITH DIALOGUE AMONG SEMITIC RELIGIONS ACCORDING TO MUHAMMAD ARKOUN (An Analytical-Critical Study of Muhammad Arkoun’sThought). D4 Diploma thesis, University of Darussalam Gontor.

FILE TEXT Layout Alhini.pdf Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini mendiskusikan secara mendalam tentang pemikiran Muhammad Arkoun yang berkaitan dengan Dialog antaragama Samawi. Banyak yang meyakini bahwa perantara untuk mengimplementasikan perdamaian adalah dengan agama. Perdamaian menjadi sangat urgen melihat telah banyak terjadi, misalnya Israel-Palestina. Oleh karena itu, kemudian muncul para cendekiawan yang berupaya keras memikirkan solusi atas konflik yang terjadi termasuk Muhammad Arkoun dalam konsepnya tentang Dialog antaragama Samawi. Berangkat dari latar belakang diatas, peneliti ingin membahas tentang dialog antaragama Semitic prespektif Muhammad Arkoun dan ingin menyampaikan titik kritis dari tema yang diambil. tujuan penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam hakikat dari Dialog antaragama serta menganalisis bentuk dan prinsip dari dialog yang hanya mengaitkan tiga agama besar di dunia yaitu Kristen- Yahudi- Islam. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research dan pendekatan filosofis guna mendapatkan hasil yang ingin dicapai yaitu membongkar pemikiran seorang cendekiawan bernama Muhammad Arkoun. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, Metode analisis guna mendapatkan keterangan mendetail terkait judul pembahasan. Kedua, Metode Kritik guna memperbaiki kelemahan dalam suatu konsep dengan menggunakan bukti dari pendapatpendapat para cendekiawan yang memiliki pembahasan sama. Dalam pembahasan ini, peneliti ingin meneliti konsep yang dicanangkan Arkoun dalam berdialog antaragama yaitu dialog dan berupaya menyampaikan kritik terhadap gagasan tersebut. Maka, kritik terhadap konsep Dialog Anataragama Saamawi Arkoun dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian. Pertama, Dalam berdialog Arkoun telah melampaui batas area yang harus ditempuh oleh penganut agama. Ia berupaya mengadakan dialog dalam ranah Teologis yang berakibat pada pencampuradukkan akidah satua agam dengan agama lain, seharusnya dialog diadakan hanya apada ranah sosial saja. Kedua, mengenai gagasan ini Arkoun menyatakan bahwa hal ini merupakan wujud dari upaya membangun toleransi dalam Islam karena bagiya umat mulim belum memilki rasa toleransi mengingat sikapnya yang dogmatis terhadap ajaran-ajaran Islam terdahulu.Padahal toleransi dalam Islam bukan berarti megamini kebenaran seluruh agama namun dengan saling menghargai dan menjaga keharmonisan antarsesama. Ketiga, Mengenai Agama Samawi yang menjadi objek utama Arkoun dalam berdialog ia anggap sebagai tiga agama yang terpisah namun memliki kesamaan dama segi Teologis dan Genealogis. Teologis karena diangap memiliki paham yang sama yaitu monoteisme padahal konsep ketuhanan dalam Islam berbeda dengan dua agama lainnya. Konsep ketuhanan dalam Islam adalah Tauhid. Selanjutnya kesamaan dalam genealogis, ia menganggap bahwa ketiga agama besar itu berasal dari satu rumpun yang sma yaitu Nabi Ibrahim As padahal sejak awal Nabi Ibrahim beragama hanif atau Islam dan tidak beragama Kristen ataupun Yahudi. Terakhir, dalam penelitian ini masih terdapat berbagai kekurangan dan ketidaksempurnaan. Maka, peneliti berharap kepada pembaca dan para akademisi khususnya yang menggeluti bidang studi agama-agama agar selanjutnya dapat membuat penelitian dengan tema serupa dan mampu menutupi segala kekurangan yang ada dalam penelitian sebelumnya

View more statistics

View Item