Lestari, Wahyu (2006) تشريح جثة الميت في الحكم الإسلامي (دراسة مكتبية). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.

FILE TEXT (23.3.1.4657 - Wahyu Lestari (2006) - PM.pdf) 23.3.1.4657 - Wahyu Lestari (2006) - PM.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (13MB)

Abstract

Fenomena kriminalitas yang terjadi dewasa ini telah banyak kita lihat tindak pidana dan kejahatan yang terkadang sulit diungkapkan buktinya, maka dari itu sebagai landasan hukum yang kuat ditanganinya suatu masalah perlu adanya bukti yang kuat. Alasan jatuhnya hukum pada si pelaku kejahatan akan mudah dilaksanakan apabila bukti nyata tersebut terungkap jelas dan konkrit. Demi kemudahan dalam melaksanakan tugas para aparat kepolisian yang ber wenang atas tegaknya suatu hukum dan para tim medis kedokteran yang menangani masalah kesehatan, maka diperlukan adanya kerjasama yang baik antara keduanya. Hal itu dimaksudkan agar tercapainya suatu keputusan hukum yang layak dijatuhkan pada si pelaku kriminal khususnya pada kavus pembunuhan. Sejalan dengan perubahan zaman, maka ilmu pengetahuan pun semakin berkembang. haik dalam bidang ilmu pengetahuan secara keseluruhan maupun dalam bidang teknologi yang semua ditujukan dan maksudkan in maksudkan untuk kepentingan umat manusia. Dalam perkembangan ilmu pengetehuan telah mengantarkan umat manusia untuk lebih mudah dalam melakukan kebaikan demi kepentingan dan kemaslahatan yang sesuai menurut hukum Islam, bahkan dengan organ tubuh manusia yang telah mati seperti pembedahan mayat (otopsi) untuk mengeluarkan janin yang masih hidup, untuk mengeluarkan benda berharga dari dalam perutnya, untuk mengungkapkan kebenaran hukum dan keadilan dan untuk penelitian dalam kemajuan ilmu dibidang kedokteran. Maka dengan kemajuan teknologi, tidak menutup kemungkinan bagi seseorang melakukan pembedahan mayat (otopsi) guna tujuan yang benar dengan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui secara mendalam bagaimana pelaksanaan otopsi dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pembedahan mayat (otopsi). Pembahasan ini bertujuan untuk memperoleh kejelasan hukum bedah mayat (otopsi) agar para ummat Islam khususnya dapat melaksanakannya dengan baik dan tanpa keragu-raguan. Dalam pembahasen ini pembahas menggunakan jenis penelitian pustaka (Literature Study) dengan pendekatan Normatif (Normative Approach). Untuk pembahasan lebih mendalam sehingga dapat mencapai tujuan yang dimaksud, penulis berusaha mengumpulkan data-data baik primer maupun sekunder, dalam mengumpulkan data-data tersebut penulis menggunakan metode observasi (Observasion Method) yang merupakan langkah awal untuk menjajagi, melihat dan mendapatkan data yang diperlukan dengan cara mengamati secara intensif buku-buku dan sumber data lainnya. Kemudian untuk mengumpulkan data selanjutnya penulis menggunakan metode dokumenter (Written Records) sehingga cukuplah data-data uplah data-data yang dibutuhkan dalam pembahasan. Setelah data terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan metode deduksi (Deduktive Method) untuk menemukan hukun otopsi berdasarkan tujuan dan manfaatnya, dengan merujuk kepada Al-Qur'an dan Hadits dalam perspektif Islam yang bisa diaktualisasikan didalamnya. did selanjutnya dibantu dengan cara berfikir induksi (Induktive Method) untuk menarik suatu kesimpulan. Agar analisa yang disampaikan lebih mendalam penulis melanjutkan analisanya dengan menggunakan tekhnik analisa deskriptif (Description Method) dan (Content Analysis) atau analisis isi. Dari hasil pembahasan yang ada, dapat dijelaskan bahwa pembedahan mayat (otopsi) dapat diperbolehkan selama pelaksanaanya memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, untuk tujuan yang benar dan jelas serta tidak melebihi batas, dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada mayat tersebut, juga memberlakukannya sesuai dengan anjuran yang berlaku dalam agama. Demikianlah kiranya apa yang dapat penulis ungkapkan dalam permasalahan ini. Walaupun penulis telah berusaha untuk menyempurnakan pembahasan ini, Namun ia mengakui pembahasan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan kemampuan dari penulis. Dan akhirnya penulis berharap kepada para peneliti selanjutnya untuk meneliti permasalahan ini lebih sempurna lagi. Wallahu a'lam bisshowab.

Loading...

View more statistics

View Item