Huda, Robit (2008) حق الزوجة المطلقة في رفض الرجوع في مجموعة الأحكام الإسلامية بإندونيسيا عند الحكم الإسلامي (دراسة مكتبية). S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
![]() |
FILE TEXT (Robit Huda - PM - 2008)
Robit Huda - PM - 2008.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (105MB) |
Abstract
Islam mensyariatkan pemeliharaan keutuhan pernikahan. Tetapi, jika pernikahan itu tidak dapat dipertahankan lagi, maka penceraian dibuka sebagai pintu darurat. Selama istri mengalami masa Iddah, setelah terjadi tolak Raj'i, diberikan kesempatan untuk melakukan rujuk. Dalam persoalan ini terjadi perbedaan yuridis antara fiqh dan kompilasi hukum Islam (KHI), sebagai landasan yuridis bagi umat Islam di Indonesia, dijelaskan bahwa "seorang wanita dalam Iddah tolak Raj'i berhak mengajukan keberatan atas kehendak rujuk dari mantan suaminya di hadapan pegawai pencatat nikah disaksikan dua orang saksi". Dalam penjelasan fiqh dan KHI tersebut dapat dipahami adanya perbedaan antara keduanya. = Tujuan dari penelitian ini untuk membahas tentang hak peluang istri menolak rujuk dari suami, yang mana hal ini jarang mendapatkan perhatian dari ulama-ulama fiqh terdahulu. Mereka lebih menitik beratkan kepada besarnya hak suami, dan kurang memberikan perhatian terhadap hak yang dimiliki istri dalam kontek tolak raj'i. Jenis penelitian ini adalah penelitian literature dengan mengunakan metodologi Normatif Approach. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumenter untuk mengulas jelas tentang hak istri menolak rujuk dalam talak raji', dari data-data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan metode induktif untuk mengambil kesimpulan bahwa islam memberikan peluang bagi istri, serta metode deduktif untuk memaparkan tentang kesetaraan hak istri dan suami, kemudian Dianalisa dengan menggunakan metode descriptive content analysis untuk menarik kesimpulan tentang hak istri menolak rujuk suami dalam Islam talak raj'i. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Islam tidak menyampingkan hak istri tentang hak menolak rujuk suami, bahkan Islam mengaturnya secara adil dan sesuai dengan hukum islam rujuk merupakan hak mutlak suami yang bersumber dari kewenangannya dalam menjatuhkan talak. Lebih dari pada itu, secara literal dalam al-Qur'an, surat al-Baqarah pada ayat ۲۲۸ dan ayat ۲۳۱ sebenarnya mantan istri juga mempunyai hak menolak rujuk akan tetapi yang lebih berhak adalah mantan suaminya. Kandungan kedua ayat inilah, diantaranya yang menjadi peluang bagi KHI untuk mengemukakan pernyataan hukum yang berbeda dengan pendapat fuqaha' diatas. Dan akhirnya dari kajian yang sangat sederhana ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap kepada pembaca atau peneliti untuk memberikan kritik dan saran atau meneliti lebih lanjut tentang masalah kejahatan pedopilia ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk kepada jalan kebaikan dan meridhoi segala usaha kita. Amin.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | 23rd Dewey Decimal Classification > 2X4 - Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > 2X4 - Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah UNIDA Gontor > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | 2024 Hibatullah Ramadhana |
Date Deposited: | 06 Mar 2025 04:13 |
Last Modified: | 06 Mar 2025 04:13 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/6526 |
Statistics Downloads of this Document

![]() |
View Item |