Thesis
Published
AL-GHAZALI'S METHOD OF KNOWING
Abstract
ABSTRAK
METODE MENGETAHUI DALAM PANDANGAN IMAM AL-GHAZALI
Elda Syeridan
Pengetahuan adalah suatu yang sangat krusial bagi manusia, karena dengan pengetahuan
manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Pengetahuan bagi para Filsuf Barat
cukup didapat hanya dengan menggunakan akal, tanpa perlu ada pengaruh agama apalagi Tuhan.
Pengetahuan seperti ini memberikan dampak kerusakan dan kehancuran bagi seluruh umat
manusia pada khususnya dan seluruh makhluk hidup pada umumnya. Pengetahuan yang hanya
berdasarkan akal seperti ini menimbulkan reaksi besar dari para pemikir Islam yang bertujuan
untuk mengembalikan hakekat pengetahuan yaitu untuk kebahagiaan manusia pada khususnya dan
seluruh makhluk hidup pada umumnya. Maraknya serbuan filsafat pada dunia Islam, menimbulkan
terjadinya pembauran terhadap prinsip pokok ajaran agama dan pengetahuan itu sendiri. Di antara
para ulama yang mengkhawatirkan hal ini dan berusaha untuk mendudukan kembali permasalahan
ini adalah Al-Imam Al-Ghazali, yaitu dengan menelusuri pembagian-pembagian Ilmu pengetahuan
dari segala aspek, dan menelaah metode mengetahui guna mendapatkan pengetahuan hakiki.
Oleh karenanya, pembahasan sederhana ini bertujuan untuk mengetahui konsep
pemikiran Al-Ghazali tentang metode mengetahui, sehingga sampai pada pengetahuan yang
hakiki, yang mencakup pengklasifikasian Ilmu dan konsep mengetahui yang merujuk pada tiga
kategori Ilmu yaitu; pengetahuan terhadap realitas, wahyu (agama), dan Tuhan.
Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan beberapa metode di antaranya adalah;
metode historic, untuk mengetahui riwayat hidup Al-Ghazali serta perjalanan pendidikannya untuk
mendapatkan pengetahuan hakiki, metode analitik; untuk menganalisa pemikiran Al-Ghazali
mengenai "mengetahui" sehingga sampai pada pengetahuan yang hakiki, serta metode induktif,
untuk sampai pada kesimpulan.
Dalam diskusi ini, Al-Ghazali menerangkan bahwasanya Ilmu Pengetahuan yang hakiki
adalah yang didapat pada saat manusia mampu untuk melewati tiga tahapan dalam mengetahui;
pertama, pengetahuan terhadap empiris; yaitu dengan menggunakan kekuatan indera manusia baik
yang external maupun yang internal. Dengan indera external manusia dapat mengetahui wujud
benda secara nyata, sedang indera internal membuat manusia dapat mengetahui sesuatu yang
bersifat rasa, yang tak dapat ditangkap oleh indera external. Sehingga manusia dapat mengetahui
dan merasakan sesuatu itu berupa wujud asli secara jelas dan nyata seperti yang dicapai oleh
indera tersebut. Kedua, pengetahuan terhadap ilmu syari'ah, yaitu dengan melalui enam langkah
yang dimulai dari; panca indera, akal, bertahap, pengkiasan, pendengaran dan keyakinan.
Pengetahuan terhadap Ilmu Syari'ah (agama) adalah pengetahuan yang didapat dengan cara
menggambungkan antara akal dan wahyu, yang terpusat di dalam hati dan terkonsep menjadi
sebuah keimanan. Secara singkat, tahap kedua ini merupakan tahap penggabungan antara kekuatan
indera manusia dengan keyakinannya di dalam hati untuk mencapai pengetahuan yang hakiki.
Ketiga, Pengetahuan tentang Ketuhanan, yaitu pengetahuan yang didapat melalui tiga tahapan;
introspeksi diri, refleksi diri, pendekatan terhadap Tuhan. Introspeksi diri membantu manusia
menyadari bahwa dirinya hanyalah sebuah ciptaan, sedang refleksi diri membantu manusia
menyadari bahwa setiap ciptaan pasti mempunyai pencipta dan pencipta manusia adalah Tuhan,
dan dengan pendekatan terhadap Tuhan membantu manusia untuk menjadi seorang hamba yang
taat kepada-Nya, sehingga menjadikannya lebih dekat dengan Tuhan dan secara tidak langsung
maka ilmu pengetahuan yang hakiki tersebut telah ada pada dirinya. Secara ringkas Al-Ghazali
merumuskan metode mengetahui bagi manusia melalui tiga tahapan; pertama, melalui kekuatan
indera manusia (baik yang internal maupun yang external), kemudian berlanjut pada keyakinan
yang mengontrol kekuatan indera manusia agar tetap sesuai dengan syari'at, kemudian berlanjut
pada jiwa yang melakukan perenungan panjang sehingga menyadari kekuasaan Allah (Indera
keyakinan (hati) - Jiwa). Ketiga tahapan inilah adalah metode yang digunakan oleh Al-Ghazali
untuk mencapai sebuah ilmu yang hakiki, karena ilmu yang hakiki adalah sebenar-benarnya ilmu,
yang mendatangkan kebahagiaan bagi para pencarinya danjuga bagi seluruh umat.
Demikian kesimpulan yang dicapai dalam pembahasan ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan pada para
pembahas selanjutnya untuk membahasnya secara lebih sempurna dan mendalam.
Publication Details
InstitutionUniversitas Darussalam Gontor
DepartmentAqidah Filsafat Islam
Item ID6856
Deposited09 Mar 2025 04:55