Thesis
Published
VIRTUE ETHICS IN ALASDAIR MACINTYRE AND SYED MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS: A COMPARATIVE STUDY
Abstract
Abstrak
Maulana Dzunuurrain, 2025, Virtue Ethics in Alasdair Macintyre and Syed Muhammad Naquib
Al-Attas: A Comparative Study. Pembimbing: Prof. Dr. Muhammad Muslih. M. Ag
Kata kunci: Alasdair MacIntyre, Syed Naquib Al-Attas, Virtue Ethics, Traditional,
Character, Philosophical approach.
Virtue Ethics memiliki pendekatan yang berbeda dari dua mazhab etika lainnya,
yakni deontologi dan teleologi (konsekuensialisme). Dengan menekankan pembentukan
karakter moral, virtue ethics menawarkan solusi terhadap tantangan degradasi moral
modern. Melalui perbandingan antara virtue ethics model Alasdair MacIntyre, yang
berakar pada tradisi historis, dan model Syed Muhammad Naquib al-Attas, yang berbasis
pada teologi dan adab, pendekatan ini dinilai mampu memberikan solusi yang kuat dan
relevan dalam menghadapi krisis etika kontemporer.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan virtue ethics model Alasdair
MacIntyre, yang berlandaskan tradisi historis, dengan virtue ethics model Syed
Muhammad Naquib al-Attas, yang berbasis pada teologi dan adab. Selain itu, penelitian
ini juga berupaya menggali konsekuensi dan refleksi dari kajian komparatif tersebut, guna
menawarkan wawasan yang lebih dalam mengenai relevansi kedua pendekatan dalam
menghadapi tantangan etika kontemporer.
Penelitian ini merupakan studi kepustakaan yang mengadopsi pendekatan
filosofis. Metode yang diterapkan dalam proses penelitian adalah analisis kritis.
Pengumpulan data dilakukan melalui metode dokumentasi dengan memanfaatkan
berbagai sumber, termasuk buku, jurnal, dan referensi lainnya.
Mengkomparasikan dua model virtue ethics yakni Alasdair MacIntyre dengan
pendekatan tradisi-historis dan Syed Muhammad Naquib al-Attas dengan pendekatan
teologis-rasionalis menghasilkan konsekuensi terhadap model etika berbasis karakter
yang lebih kompleks. Komparasi ini memungkinkan amplifikasi dari etika berbasis
karakter individu menuju model etika yang lebih sistemik. Selain itu, pendekatan ini juga
membantu membaca virtue ethics MacIntyre, yang berlandaskan tradisi-historis, dalam
keterkaitannya dengan Piagam Madinah, sebagaimana pendekatan tamaddun dalam
pemikiran Al-Attas. Sebaliknya, unsur teologis-filosofis yang mungkin sulit dipahami
dalam konsep MacIntyre menjadi lebih jelas ketika dibandingkan dengan pendekatan Al-
Attas, yang menekankan dimensi teologi, dan adab.
Perkembangan kajian etika tidak akan pernah selesai, seiring dengan dinamika
perilaku manusia yang terus berubah. Demikian pula, tafsir terhadap Al-Qur’an dalam
merumuskan nilai-nilai etika masih terus berkembang dan belum mencapai titik final.
Oleh karena itu, peneliti berharap bahwa model kajian virtue ethics terus dikembangkan,
terutama dalam kerangka keilmuan kontemporer, agar dapat memberikan solusi etis yang
relevan bagi tantangan zaman.
Publication Details
InstitutionUNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
DepartmentAQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
SubjectsB Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BJ Ethics
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BJ Ethics
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
Item ID7565
Deposited28 Apr 2025 14:01