Syeridan, Elda (2008) AL-GHAZALI'S METHOD OF KNOWING. S1 Undergraduate thesis, Universitas Darussalam Gontor.
![]() |
FILE TEXT (Elda Syeridan - AFI - 2008.pdf)
Elda Syeridan - AFI - 2008.pdf - Published Version Exclusive to Registered users only License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (82MB) |
Abstract
ABSTRAK METODE MENGETAHUI DALAM PANDANGAN IMAM AL-GHAZALI Elda Syeridan Pengetahuan adalah suatu yang sangat krusial bagi manusia, karena dengan pengetahuan manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Pengetahuan bagi para Filsuf Barat cukup didapat hanya dengan menggunakan akal, tanpa perlu ada pengaruh agama apalagi Tuhan. Pengetahuan seperti ini memberikan dampak kerusakan dan kehancuran bagi seluruh umat manusia pada khususnya dan seluruh makhluk hidup pada umumnya. Pengetahuan yang hanya berdasarkan akal seperti ini menimbulkan reaksi besar dari para pemikir Islam yang bertujuan untuk mengembalikan hakekat pengetahuan yaitu untuk kebahagiaan manusia pada khususnya dan seluruh makhluk hidup pada umumnya. Maraknya serbuan filsafat pada dunia Islam, menimbulkan terjadinya pembauran terhadap prinsip pokok ajaran agama dan pengetahuan itu sendiri. Di antara para ulama yang mengkhawatirkan hal ini dan berusaha untuk mendudukan kembali permasalahan ini adalah Al-Imam Al-Ghazali, yaitu dengan menelusuri pembagian-pembagian Ilmu pengetahuan dari segala aspek, dan menelaah metode mengetahui guna mendapatkan pengetahuan hakiki. Oleh karenanya, pembahasan sederhana ini bertujuan untuk mengetahui konsep pemikiran Al-Ghazali tentang metode mengetahui, sehingga sampai pada pengetahuan yang hakiki, yang mencakup pengklasifikasian Ilmu dan konsep mengetahui yang merujuk pada tiga kategori Ilmu yaitu; pengetahuan terhadap realitas, wahyu (agama), dan Tuhan. Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan beberapa metode di antaranya adalah; metode historic, untuk mengetahui riwayat hidup Al-Ghazali serta perjalanan pendidikannya untuk mendapatkan pengetahuan hakiki, metode analitik; untuk menganalisa pemikiran Al-Ghazali mengenai "mengetahui" sehingga sampai pada pengetahuan yang hakiki, serta metode induktif, untuk sampai pada kesimpulan. Dalam diskusi ini, Al-Ghazali menerangkan bahwasanya Ilmu Pengetahuan yang hakiki adalah yang didapat pada saat manusia mampu untuk melewati tiga tahapan dalam mengetahui; pertama, pengetahuan terhadap empiris; yaitu dengan menggunakan kekuatan indera manusia baik yang external maupun yang internal. Dengan indera external manusia dapat mengetahui wujud benda secara nyata, sedang indera internal membuat manusia dapat mengetahui sesuatu yang bersifat rasa, yang tak dapat ditangkap oleh indera external. Sehingga manusia dapat mengetahui dan merasakan sesuatu itu berupa wujud asli secara jelas dan nyata seperti yang dicapai oleh indera tersebut. Kedua, pengetahuan terhadap ilmu syari'ah, yaitu dengan melalui enam langkah yang dimulai dari; panca indera, akal, bertahap, pengkiasan, pendengaran dan keyakinan. Pengetahuan terhadap Ilmu Syari'ah (agama) adalah pengetahuan yang didapat dengan cara menggambungkan antara akal dan wahyu, yang terpusat di dalam hati dan terkonsep menjadi sebuah keimanan. Secara singkat, tahap kedua ini merupakan tahap penggabungan antara kekuatan indera manusia dengan keyakinannya di dalam hati untuk mencapai pengetahuan yang hakiki. Ketiga, Pengetahuan tentang Ketuhanan, yaitu pengetahuan yang didapat melalui tiga tahapan; introspeksi diri, refleksi diri, pendekatan terhadap Tuhan. Introspeksi diri membantu manusia menyadari bahwa dirinya hanyalah sebuah ciptaan, sedang refleksi diri membantu manusia menyadari bahwa setiap ciptaan pasti mempunyai pencipta dan pencipta manusia adalah Tuhan, dan dengan pendekatan terhadap Tuhan membantu manusia untuk menjadi seorang hamba yang taat kepada-Nya, sehingga menjadikannya lebih dekat dengan Tuhan dan secara tidak langsung maka ilmu pengetahuan yang hakiki tersebut telah ada pada dirinya. Secara ringkas Al-Ghazali merumuskan metode mengetahui bagi manusia melalui tiga tahapan; pertama, melalui kekuatan indera manusia (baik yang internal maupun yang external), kemudian berlanjut pada keyakinan yang mengontrol kekuatan indera manusia agar tetap sesuai dengan syari'at, kemudian berlanjut pada jiwa yang melakukan perenungan panjang sehingga menyadari kekuasaan Allah (Indera keyakinan (hati) - Jiwa). Ketiga tahapan inilah adalah metode yang digunakan oleh Al-Ghazali untuk mencapai sebuah ilmu yang hakiki, karena ilmu yang hakiki adalah sebenar-benarnya ilmu, yang mendatangkan kebahagiaan bagi para pencarinya danjuga bagi seluruh umat. Demikian kesimpulan yang dicapai dalam pembahasan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan pada para pembahas selanjutnya untuk membahasnya secara lebih sempurna dan mendalam.
Item Type: | Thesis ( S1 Undergraduate ) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin UNIDA Gontor > Aqidah Filsafat Islam |
Depositing User: | 2024 Zaky Su'aidy |
Date Deposited: | 09 Mar 2025 04:55 |
Last Modified: | 09 Mar 2025 04:55 |
URI: | http://repo.unida.gontor.ac.id/id/eprint/6856 |
Statistics Downloads of this Document

![]() |
View Item |