Penelitian ini dilakukan di Desa Mangunsari yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani penggarap yang menggarap lahan orang lain dengan kerja sama sistem bagi hasil, tradisi ini telah banyak dilakukan oleh masyarakat Mangunsari dengan berdasarkan kebiasaan atau adat. Kerjasama yang dilakukan oleh petani di desa Mangunsari dilatar belakangi oleh beberapa kondisi seperti ketidakmampuan pemilik lahan dalam mengelola lahannya sendiri dikarenakan faktor pekerjaan, dan usia. Selain itu bentuk kerjasama ini dilakukan secara lisan tanpa adanya hitam diatas putih, dikarenakan ada unsur tolong – menolong. Dan akad ini berakhir jika ada salah satu pihak ada yang Meninggal, atau adanya pihak yang merasa dirugikan. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui praktek bagi hasil dengan akad Mukhabarah pada lahan pertanian yang ditinjau dari perspektif Maqasid Syariah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif - kualitatif. Yang dikembangkan dengan metode deskriptif dengan cara menguraikan pendapat narasumber dan juga memaparkan hasil wawancara serta peristiwa atau kejadian secara teliti. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan menarik kesimpulan diakhir. Hasil penelitian menujukan bahwa praktek akad Mukhbarah di desa Mangunsari dilatar belakangi karena ketidak mampuan dalam mengelola lahan, bentuk kerjasama ini dilakukan secara lisan tanpa ada hitam diatas putih. Jika ditinjau dari aspek hifdzu din belum sesuai dengan syariat islam karena hifdzu din merupakan tujuan utama dari syariat islam. Namun jika ditinjau dari aspek hifdzu nafs, hifdzu ‘aql, hifdzu mal, hifdzu nasl, hifdzul biah sudah sesuai dengan syariat islam. Kegiatan-kegiatan ini mengandung prinsip bahwa hifdzu din dapat meningkatkan keagaaman seseorang, hifdzu nafs dapat membantu satu sama lain dalam kebutuhan hidup, hifdzu ‘aql dapat mengetahui cara bertani, hifdzul mal bertujuan untuk menggunakan hartanya secara produktif, dari aspek hifdzu nasab banyak anak anak di desa Mangunsari kebutuhannya pendidikannya terpenuhi, dari aspek Hifdzu bi’ah petani penggarap dapat menjaga kesuburan tanah dengan mempertimbangkan pemakaian pupuk kimia dan menggantinya dengan pupuk kandang. Kata kunci: Mukhobaroh, Maqosid Syariah